Kabarkabari.id - Merek dagang Yamaha merupakan sebuah perusahaan yang mempelopori produksi alat musik Organ Buluh dari wilayah barat Jepang. Di Indonesia, kini Yamaha lebih dikenal sebagai produsen sepeda motor.
1 Juli 2021, Yamaha Motor Company (YMC) genap berusia 66 tahun, YMC merupakan anak usaha dari Yamaha Corporation yang didirikan tahun 1887.
Yamaha berasal dari nama pendirinya, yaitu Torakusu Yamaha. Ia lahir dari keluarga klan Kishu Tokugawa (sekarang Prefektur Wakayama). Sejak kecil, Torakusu sangat mengemari sains dan teknologi dari barat.
Kisah Torakusu mendirikan Yamaha berawal ketika ia diminta oleh seorang kepala Sekolah Dasar (SD) Jinjo Hamamatsu (saat ini menjadi SD Motoshiro) untuk memperbaiki alat musik Organ Buluh, saat itu tahun 1887.
Dia setuju dengan tawaran itu dan berhasil memperbaiki alat musik tersebut. Di sinilah, kisah Yamaha dimulai.
Saat itu, Motoshiro menyadari potensi bisnis Organ Buluh, kemudian membuat prototipe organnya sendiri untuk dijual ke Institut Musik yang kini dikenal dengan nama Universitas Seni Rupa dan Musik Nasional Tokyo.
Keberhasil Torakusu memperbaiki Organ Buluh itu ternyata tak serta merta dengan kesuksesan yang ia dapatkan, perjuangan lebih berat ternyata telah menanti.
Berhasil memperbaiki Organ Buluh, kemudian berhasil membuat prototipe sendiri. Torakusu, juga harus berjuang untuk mengantarkan karyanya ke Institut Musik.
Perjalanan panjang dengan memikul Organ Buluh di pundak harus ia jalani, berjalan kaki melintasi pegunungan Hakone. Namun, saat itu karya Torakusu ditolak, karena penyetelannya yang buruk.
Penolakan itu ternyata tak membuat Torakusu patah arang, dengan keyakinannya ia kembali memulai semuanya dari nol, dan mulai mempelajari teori musik dan tuning.
Berjuang siang dan malam selama empat bulan, Torakusu ternyata berhasil menyelesaikan organnya. Bahkan, perjuangan Torakusu menyandang organnya ke Institut Musik sambil memegang garpu tala yang biasa digunakan untuk menyetel alat musik itu menjadi inspirasi untuk logo Yamaha.
Bahkan, perjalanan Torakusu yang bersejarah itu diabadikan sebagai relief. (KK)